diposkan pada : 04-06-2024 22:03:33

PERBEDAAN EXPERIENTIAL LEARNING DAN EXPERIENTIAL EDUCATION

Sampai hari ini, saya masih melihat dan mendengar banyak pelaku kegiatan alam bebas yang menggunakan metode Experiential Learning sebagai salah satu pendekatan dalam proses belajar peserta di luar ruang yang dikemas dengan judul ‘Outbound’.

Pada dasarnya, jika kita ingin mengikuti kaidah ilmu pengetahuan tentang metode belajar mengajar ini, yang sudah terbukti secara ilmiah dan riset selama puluhan tahun, oleh para ahlinya, penggunaan istilah ‘Outbound’ itu tidak ada didalam kamus metode Experiential Learning dan juga Experiential Education.

Di tulisan saya yg sebelumnya sudah saya ceritakan mengapa muncul istilah Outboud di Indonesia. Pada faktanya, istilah outbound itu milik para pelaku bisnis Tour & Travel yang berarti paket wisata ke luar negeri. Juga untuk pelaku bisnis jasa ekspedisi pengiriman barang keluar negeri. Jadi kasihan jika ada orang yg tahu persis bahwa istilah outbound itu biasa digunakan di tour & travel, dan saat ia sedang membutuhkan sebuah program pelatihan untuk para karyawannya, ia akan salah paham saat membaca istilah tersebut ada di promosi sebuah provider yg menawarkan jasa pelatihan di alam bebas.

Istilah yg tepat untuk sebuah program pelatihan yg menggunakan metode belajar dan mengajar lewat pengalaman di alam bebas adalah Experiential Programming yg diciptakan oleh Simon Priest PhD. dan Michael Gass PhD. pada tahun 1992.

PERBEDAAN EXPERIENTIAL LEARNING DAN EXPERIENTIAL EDUCATION

Karena mereka melihat bahwa saat itu di era tahun 1990 an, masih banyak provider yang salah paham dalam membuat program pelatihan di alam bebas yg menggunakan metode belajar lewat pengalaman (learning by doing). Banyak pihak menciptakan definisi dari kata Experiential Learning dan juga siklus tahapan dari proses belajar ini. Tapi tidak ada satupun yg menggabungkan proses belajar dan mengajar ini secara terpadu. Maka mereka berdua menciptakan sebuah tabel yang membedakan ke empat jenis program pelatihan ini, dan tabel tersebut di beri judul Experiential Programming yang terdiri dari 4 jenis program yg  berbeda sesuai dengan tujuan dan kebutuhan program tsb.

Yaitu program Recreational, Education, Development dan Therapy, Dimana setiap jenis program sangat berbeda dalam tujuannya, desain program, tehnik mengajar hingga kepada kualifikasi para pendidiknya (Outdoor Educator).

Pada fakta ilmiahnya, metode Experiential Learning itu berada dalam sub bidang Experiential Education menurut para professor Pendidikan di Asosiasi Pendidikan Pengalaman (Association for Experiential Education) yg telah berusia lebih dari 50 tahun.

David Kolb sendiri dalam bukunya yg berjudul ‘Experiential Learning, ‘Experience as the source of Learning & Development’ second edition, thn 2015, menulis bahwa “metode Experiential Learning telah menjadi metode pilihan untuk belajar dan pengembangan diri”, sedangkan “Experiential Education telah diterima secara luas sebagai metode pengajaran di perguruan tinggi dan universitas di seluruh negeri”

Dari tulisan dan riset dari para ahli di kedua metode ini saja, sudah bisa dikatakan bahwa Experiential Learning itu berbeda dengan Experiential Education.

Saya siap untuk berdiskusi lebih detil dan lengkap untuk membahas lebih komprehensif tentang perbedaan kedua metode belajar mengajar ini.

Marilah kita menggali dan menemukan kebenaran dari Apa yg salah dalam memahami  kedua metode ini dan segeralah kita mulai membiasakan menggunakan judul atau istilah yg lebih ’scientific’, agar banyak pihak yg ingin mempelajari dan mendalami metode Pendidikan Pengalaman yang sangat hebat ini tidak tersesat dalam upaya memahami secara baik dan benar untuk mencerdaskan bangsa Indonesia ke depannya.

Ibe eureka! - PERBEDAAN EXPERIENTIAL LEARNING DAN EXPERIENTIAL EDUCATION